Perasaan Bersalah Dan Takut Menghadapi Masa Depan

Bapak Teguh yang terhormat,

Sudah 5 tahun saya menderita tekanan batin dan saya rasa saya sudah tidak kuat lagi, awalnya saya meninggalkan keluarga saya karena saya menolak untuk menikah dengan seorang pemuda yang di jodohkan untuk saya.

Kedua orang tua saya sudah meninggal 15 tahun yang lalu, karena dengan alasan untuk meringankan beban keluarga salah satu kakak tertua saya, dengan berat hati saya menerima lamaran orang yang tidak saya kenal sama sekali, tapi inilah awal dari episode kehidupan saya, setelah acara lamaran di lakukan saya pergi meninggalkan rumah, saya sempat bekerja di sebuah bar untuk bertahan hidup, tetapi hanya 1 minggu.

Kemudian saya bertemu lelaki yang baik dan menghidupi dengan fasilitas yang cukup. Tetapi saya mengkhianatinya dengan berselingkuh dengan lelaki lain, dan saya lebih memilih laki-laki selingkuhan saya, dan akhirnya laki-laki selingkuhan saya meninggalkan saya setelah harta benda saya habis untuk hidup bersamanya dan meniggalkan luka yang sangat dalam untuk saya.

Dan sekarang saya bingung harus mulai darimana, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan untuk menata hidup saya kembali yang sudah hancur lebur seperti ini. Rasanya saya ingin mati untuk mengakhiri semua ini, saya ingin sekali menemui keluarga saya dan meminta maaf atas apa yang telah saya perbuat pada mereka, tetapi saya tidak punya keberanian untuk menemui mereka, saya takut mereka tidak mau menerima saya kembali dalam keadaan hancur seperti ini, saya tidak punya apa-apa lagi sekarang.

Saya tahu kesalahan saya besar sekali sampai Tuhan menghukum saya seperti ini.

Tolong saya Pak Teguh

Hormat saya,

LILY
Ibu Lily dari Jakarta
ditanyakan pada Kamis, 30 Agustus 2007 01:21:24 +0700

Mario Teguh menjawab:


Ibu Lily yang baik,

Terimakasih untuk pertanyaan yang Anda sertai dengan cerita perjalanan kehidupan Anda dengan jujur.

Bila Anda tidak mengetahui kemana Anda sedang menuju, maka pilihan jalan apa pun tidak lah penting, mohon disadari bahwa kualitas hidup kita ditentukan oleh kemampuan untuk mengharuskan diri kita sendiri – untuk menjadi pribadi baru yang lebih lurus dan kuat, karenanya bila Anda tidak mengetahui kemana Anda sedang menuju, maka bergeraklah seperti Anda sedang menuju ke sesuatu yang besar.

Bila Anda merasa sedang tenggelam, gerakan apapun selain gerakan tenggelam adalah pilihan yang lebih baik. Kita cenderung untuk berfokus pada rasa sakit, lebih daripada upaya kita untuk meredakan rasa sakit itu. Padahal Anda akan dikagetkan oleh kehebatan dari dampak tindakan yang sebetulnya dalam menghapus perasaan sedang tenggelam itu. Kapanpun perasaan tenggelam itu datang – segeralah bangkit, karena masalah memiliki kecenderungan untuk tampil lebih besar daripada ukuran aslinya – karena perkiraan-perkiraan kita mengenai penderitaan yang akan dibawanya kedalam hidup kita.

Segera lakukanlah sesuatu yang selama ini telah Anda ketahui harus Anda lakukan, tetapi yang penundaannya menjadikan Anda merasa berhutang, merasa terlambat, dan telah membuat Anda merasa tidak bertanggung jawab.

Terima kasih dan Salam Super,
Mario Teguh